Author ; Fye Pumpkinzz
Cahaya
mentari pagi menerobos celah tirai jendela kamarku,jatuh dipelupuk mataku.
“Hoooaaaamphhh” Aku terbangun sambil merentangkan tanganku.
Aku pun keluar dari villa milik
sepupuku Lee Jinki sambil membawa teh hangat.sudah 3 hari aku menepati villa
ini.liburan ini ku manfaatkan untuk mengerjakan tugas.tempat ini cocok untuk
aku liburan dan sambil mengerjakan tugas yahhh sangat cocok untuk tugas
melukisku.
Sejak
liburan hampir setiap hari aku melihat najma berdiri dia memandang jauh
ketengah laut dia hanya diam saja tidak bicara atau melakukan apa-apa.dia hanya
memandang kelaut seperti ada yang dicari disana,entah apa.
Ingin
sekaliku menyapanya dan mengajaknya bicara apa saja.pernah ku coba berjalan
melintas di depannya,sesaat kami saling pandang,hanya sesaat.tak ada kata,dia
hanya diam,lalu membuang tatapan kosong ketengah laut.asik dengan
kesendiriannya.menikmati irama debur ombak.
Aku hampir
tak bisa merasakan emosinya,ia seperti tak berjiwa.
***
Aku mencoba untuk meluangkan waktu
untuk mengerjakan tugasku.saat ingin melukis konsentrasiku ambruk,najma itu
seperti menguasai seluruh isi kepalaku.huh~ lebih baik aku tinggalkan saja
mungkin ini belum saatnya.
Aku menuju kepantai.ombak sudah
tidak terlalu tinggi.aku bisa bermain-main dengannya tapi tiba-tiba angin
bertiup kencang,menciptakan gulungan ombak tinggi.
BLUUURRR!!!
Ombak itu meyeretku tubuhku yang
kecil ini ketengah lautan,kepalaku membentur karang-karang.
Tiba-tiba aku merasa tubuhku
terangkat ke permukaan.seseorang menyelamatkanku,membawaku ketepian pantai.
Kepalaku pusing.aku merasakan perih
dikening.perutku mual karena terlalu banyak air laut yang terminum.aku
memejamkan mata.tak sadarkan diri.
***
“mmm”saatku membuka mata,aku sudah berada didalam villa.ku
coba untuk mengangkat kepala bangkit dari tidur.
“akh!!!”kepalaku masih terasa berat.
“jangan bangun dulu,rebahan saja,kau terlalu banyak
mengeluarkan darah”najma menghampiriku.
Najma itu mengambil gelas dari atas meja makan.
“minum ini,bisa mengurangi rasa sakitmu”wajah najma itu
tanpa ekspresi.
Aku menurut dan aku minum Sesuatu yang diberikannya.ia
membantu memegangi gelas.
Beberapa saat setelah minum dari najma itu,mataku terasa
berat.ngantuk lalu aku tertidur.
***
Paginya.
“ahhh aku tidur nyenyak sekali,mungkin karena minuman yang
diberikan najma kemarin”aku bangkit dari tempat tidur.badanku sudah terasa
baikkan.luka dikeningku sudah tidak merasa nyeri.
Tapi kemana najma yang menolongku dan merawatku lukaku?
Najma yang selalu berdiri memandang laut dengan tatapan
kosong?
Akhhh entahlah…
Aku
beranjak keluar villa.hangat sinar mentari membelai tubuhku.kurentangkan
tanganku ke atas dan menghirup udara pagi.
“huahhhh”
Debur ombak
seolah memanggil-manggilku untuk bermain dengannya kembali,tidak saat ini
sobat,ku masih trauma dengan peristiwa kemarin.wajah kematian masih lekat dalam
ingatan dan tidak mau merasakannya untuk yang kedua kalinya.
Hei!!!
itu dia!seperti biasa,ku lihat najma itu
ditempat biasanya.pandangnya dibuang ketengah laut.ku lihat sesekali najma itu
melemparkna kerikil ke tangah lautan.
Aku tidak ingin mengganggu najma itu.
Aku pun mengambil peralatan lukisku.aku harus menyelesaikan
lukisankuku hari ini.
Kupandangi
kanvasku kosong didepanku.tapi kembali sosok najma itu merusak
konsentariku.jadi aku putuskan untuk memandanginya saja.sampai tiba-tiba,entah
bagaimana mulanya kurasakan tanganku menari-nari diatas kanvas.ku seperti tidak
menyadarinya.seolah segalanya berlangsung diluar kesadaranku.ku lihat sosok
najma itu mulai nyata di kanvasku.aku melukisnya!!! Ah,kenapa tidak terpikirkan
sebelumnya.
Terkadang
inspirasi datang justru disaat kita tidak menghendakinya.tak pernah terpikir
olehku untuk melukisnya.Tapi bagaimana kalau dia marah karena aku melukisnya
tanpa ijin.
Hati-hati aku mendekati najma itu.takut mengganggu
keasikannya termenung.
“hai”sapaku.
Najma itu menoleh “oh,kau,sudah baikan?”
“Ne,ini berkatmu,gomawo”kataku sambil membungkuk 90 derajat.
“sudah lah,bukan apa-apa”mukanya dingin.kurasakan kegetiran
saat dia mengucapkan itu.
“emm kamu keberatan kalau ku jadikanmu objek lukisanku?”
“untuk apa melukisku?”najma itu mulai memandang laut lagi.
“sebab hanya kamu yang ada dikepalaku,aku tak melihat objek
lain yang menarik untuk dilukis,itu..kalau kau tidak keberatan”
“dengan senang hati”jawabnya.
Tiba-tiba
najma itu terdiam.mungkin ada kata-kata ku membuatnya seolah diingatkan dengan
Sesuatu yang selama ini menghuni kepalanya.ku jadi merasa bersalah.
“ada apa?”katanya mengagetkanku dari lamunan.lalu najma itu
diam lagi meneruskan melihat pandangannya ditengah lautan.acuh seperti
biasa.seolah aku tak ada didekatnya.sebaiknya aku biarkan saja.
Aku kembali
ketempatku.menyelesaikan lukisanku.ajaib!!!jari-jariku begitu lancar
melukisnya.imajinasiku mengalir.
Tanpa
terasa aku telah menyelesaikan lukisanku tapi jari-jariku belum juga mau berhenti,seperti
tak puas-puasnya memindahkan sosok najma kelukisanku.
“sudah selesai?”Tanya
najma itu.
Aku mengangguk puas.
“aku harus pulang sekarang”katanya lalu ingin pergi.
“tunggu!!!”aku tarik lengannya.lengannya begitu
dingin.kuberikan telapak tanganku.
“Hwan Ahn Rae imnida”
Najma itu menjabat tangaku.tangannya sangat dingin.
“Minho”
“hampir setiap hariku melihatmu melamun seorang diri
ditepian pantai,boleh ku tahu sebabnya?”tanyaku hati-hati.takut najma bernama Minho itu tersinggung.
Najma itu diam.cukup lama.ku lihat kedua kelopak matanya
membasah.
“ehhh tak perlu cerita juga tak apa-apa”kataku tidak enak
padanya.
Minho menarik napas berat
“eommaku”dia mengawali kisahnya.
“ini berkaitan dengan masa kecilku.disaat aku membutuhkan
kasih sayang.dia meninggalkanku seorang diri”
“dia meninggalkan kewajiban mendampingi anaknya”ucapku
tiba-tiba.Minho langsung menoleh kesamping.menatapku.aku langsung tertunduk.
“Mian”ucapku.
“kau benar,bahkan dia mencoba membunuhku”
‘DEG’ aku kaget.adakah orang tua sekejam dia.mencoba
membunuh anak kandungnya sendiri.
“eommaku yang cantik dan muda membawaku untuk mati
bersamanya hehehe lucu bukan” Tawa yang dipaksakan.aku tahu hatinya pasti
sakit.
Aku terdiam.tak dapat berkata apapun.senyuman yang
ditampakannya pun tak tulus seperti pahit.begitu dipaksakan.
“mencoba membunuh anak kandungnya sendiri ditengah laut”
Aku pun melihat laut yang ada depan kami berdua.semburan
ombak masih menghiasi keheningan kami.
“ke kenapa eommamu membunuhmu?”aku lihat kesampingku.najma
itu menhilang tiba-tiba.
Matahari pun mulai menengelamkan wujudnya. Senja yang
menghilang ditelan cahaya malam.
‘mungkin dia sudah pulang’pikirku.
***
Beberapa hari kemudian.
Aku membenahi
pakaian,hari ini aku akan selesai liburan.sebelum pergi aku akan mempir dahulu
kerumah Jinki yang berada tak jauh dari villa miliknya.menyerahkan kunci
sekalian pamit.
“jadi pulang hari ini?”Tanya Lee Taemin.adik Jinki.
“Ne”jawabku singkat.
“tidak menginap dirumah Jinki hyung dulu?”tanyanya lagi.
“ani,mungkin kapan-kapan saja Taemin”
“lho?kenapa buru-buru?”Jinki keluar dari ruang dalam.dia
membawa 2 gelas teh hangat.
“besok aku akan sibuk dengan kuliahku oppa,oh ya oppa kenal
najma yang bernama Minho?”tanyaku sambil
menyambut teh dari tangan Jinki.
“Minho?”dahi Jinki
mengerut.
“Minho?Minho siapa?”Tanya
Taemin.
“ah aku lupa menanyakan nama lengkapnya.tapi dia bercerita
tentang eommanya yang mencoba membunuhnya dilaut”
“Hah!!!Minho itu,kau
mengenalnya?”Tanya Jinki seperti tidak percaya.
“dia bahkan menyelamatkanku,waktu aku nyaris tenggelam
terseret ombak! Untuk saja ada dia menolongku”
“menyelamatkan?tapi..,apa benar kau yakin dia yang
menyelamatkanmu?”Tanya Jinki lagi.
“Ne oppa”aku mulai mengeluarkan lukisanku dari dalam
tas.memperlihatkannya pada Jinki dan Taemin.
“lihat,aku bahkan melukisnya”
“ini..inikan..”ucap Taemin seperti tidak percaya juga.
“Taemin kau kenal?”tanyaku heran melihat ekspresi mukanya.
Taemin mengangguk.
“kami mengenalnya”kata Jinki.
“semua orang disini mengenalnya”lanjut Taemin.
“kasihan dia..”
Aku dan Taemin mengangguk bersamaan.
“tapi..bagaimana
mungkin kau bisa melukisnya?padahal,dia memutuskan untuk menyusul eommanya”
“maksud oppa?”tanyaku bingung.
“aitsss dia udah meninggal karena tidak tahan dengan
kelakuan saudara tirinya yang sering menyiksa dia diam-diam.Choi Minho adalah
anak haram appanya.appanya punya wanita simpanan.karena itulah eommanya
memutuskan untuk bunuh diri bersama anaknya.Minho,memang saudara tiri Minho
sangat tidak menyukai Minho dan eomma jadi ya
begitu mereka memutuskan meninggalkan semua.”
Aku tidak dapat berkata apapun.rasanya mulutku kaku.
‘benarkah itu?’
‘jadi siapa yang menolongku waktu itu?aku yakin dia Minho.’
“Noona kenapa kau bisa melukisnya bahkan kata Noona dia tadi
menolongmu”
Aku menggeleng.aku benar-benar tidak dapat mengeluarkan
kata-kata.aku merasa merinding bahkan melihat lukisan yang bergambar Minho itu tak berani aku tatap.
Taemin dan Jinki melihatku heran.aku tahu mereka juga pasti
binggung.
Tapi aku benar-benar yakin dia yang bernama Minho itu yang aku lukis.
*End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar