Minggu, 04 September 2011

Your Name

  

Author ; Fye Pumpkinzz

            Cahaya mentari pagi menerobos celah tirai jendela kamarku,jatuh dipelupuk mataku.
“Hoooaaaamphhh” Aku terbangun sambil merentangkan tanganku.
Aku pun keluar dari villa milik sepupuku Lee Jinki sambil membawa teh hangat.sudah 3 hari aku menepati villa ini.liburan ini ku manfaatkan untuk mengerjakan tugas.tempat ini cocok untuk aku liburan dan sambil mengerjakan tugas yahhh sangat cocok untuk tugas melukisku.
            Sejak liburan hampir setiap hari aku melihat najma berdiri dia memandang jauh ketengah laut dia hanya diam saja tidak bicara atau melakukan apa-apa.dia hanya memandang kelaut seperti ada yang dicari disana,entah apa.
            Ingin sekaliku menyapanya dan mengajaknya bicara apa saja.pernah ku coba berjalan melintas di depannya,sesaat kami saling pandang,hanya sesaat.tak ada kata,dia hanya diam,lalu membuang tatapan kosong ketengah laut.asik dengan kesendiriannya.menikmati irama debur ombak.
            Aku hampir tak bisa merasakan emosinya,ia seperti tak berjiwa.

***
            Aku mencoba untuk meluangkan waktu untuk mengerjakan tugasku.saat ingin melukis konsentrasiku ambruk,najma itu seperti menguasai seluruh isi kepalaku.huh~ lebih baik aku tinggalkan saja mungkin ini belum saatnya.

Aku menuju kepantai.ombak sudah tidak terlalu tinggi.aku bisa bermain-main dengannya tapi tiba-tiba angin bertiup kencang,menciptakan gulungan ombak tinggi.

BLUUURRR!!!

Ombak itu meyeretku tubuhku yang kecil ini ketengah lautan,kepalaku membentur karang-karang.

Tiba-tiba aku merasa tubuhku terangkat ke permukaan.seseorang menyelamatkanku,membawaku ketepian pantai.
           
Kepalaku pusing.aku merasakan perih dikening.perutku mual karena terlalu banyak air laut yang terminum.aku memejamkan mata.tak sadarkan diri.

***

“mmm”saatku membuka mata,aku sudah berada didalam villa.ku coba untuk mengangkat kepala bangkit dari tidur.
“akh!!!”kepalaku masih terasa berat.
“jangan bangun dulu,rebahan saja,kau terlalu banyak mengeluarkan darah”najma menghampiriku.
Najma itu mengambil gelas dari atas meja makan.
“minum ini,bisa mengurangi rasa sakitmu”wajah najma itu tanpa ekspresi.

Aku menurut dan aku minum Sesuatu yang diberikannya.ia membantu memegangi gelas.

Beberapa saat setelah minum dari najma itu,mataku terasa berat.ngantuk lalu aku tertidur.

***

Paginya.

“ahhh aku tidur nyenyak sekali,mungkin karena minuman yang diberikan najma kemarin”aku bangkit dari tempat tidur.badanku sudah terasa baikkan.luka dikeningku sudah tidak merasa nyeri.

Tapi kemana najma yang menolongku dan merawatku lukaku?
Najma yang selalu berdiri memandang laut dengan tatapan kosong?
Akhhh entahlah…

            Aku beranjak keluar villa.hangat sinar mentari membelai tubuhku.kurentangkan tanganku ke atas dan menghirup udara pagi.

“huahhhh”

            Debur ombak seolah memanggil-manggilku untuk bermain dengannya kembali,tidak saat ini sobat,ku masih trauma dengan peristiwa kemarin.wajah kematian masih lekat dalam ingatan dan tidak mau merasakannya untuk yang kedua kalinya.
            Hei!!! itu  dia!seperti biasa,ku lihat najma itu ditempat biasanya.pandangnya dibuang ketengah laut.ku lihat sesekali najma itu melemparkna kerikil ke tangah lautan.

Aku tidak ingin mengganggu najma itu.

Aku pun mengambil peralatan lukisku.aku harus menyelesaikan lukisankuku hari ini.

            Kupandangi kanvasku kosong didepanku.tapi kembali sosok najma itu merusak konsentariku.jadi aku putuskan untuk memandanginya saja.sampai tiba-tiba,entah bagaimana mulanya kurasakan tanganku menari-nari diatas kanvas.ku seperti tidak menyadarinya.seolah segalanya berlangsung diluar kesadaranku.ku lihat sosok najma itu mulai nyata di kanvasku.aku melukisnya!!! Ah,kenapa tidak terpikirkan sebelumnya.
            Terkadang inspirasi datang justru disaat kita tidak menghendakinya.tak pernah terpikir olehku untuk melukisnya.Tapi bagaimana kalau dia marah karena aku melukisnya tanpa ijin.

Hati-hati aku mendekati najma itu.takut mengganggu keasikannya termenung.

“hai”sapaku.
Najma itu menoleh “oh,kau,sudah baikan?”
“Ne,ini berkatmu,gomawo”kataku sambil membungkuk 90 derajat.
“sudah lah,bukan apa-apa”mukanya dingin.kurasakan kegetiran saat dia mengucapkan itu.

“emm kamu keberatan kalau ku jadikanmu objek lukisanku?”
“untuk apa melukisku?”najma itu mulai memandang laut lagi.
“sebab hanya kamu yang ada dikepalaku,aku tak melihat objek lain yang menarik untuk dilukis,itu..kalau kau tidak keberatan”

“dengan senang hati”jawabnya.

            Tiba-tiba najma itu terdiam.mungkin ada kata-kata ku membuatnya seolah diingatkan dengan Sesuatu yang selama ini menghuni kepalanya.ku jadi merasa bersalah.

“ada apa?”katanya mengagetkanku dari lamunan.lalu najma itu diam lagi meneruskan melihat pandangannya ditengah lautan.acuh seperti biasa.seolah aku tak ada didekatnya.sebaiknya aku biarkan saja.

            Aku kembali ketempatku.menyelesaikan lukisanku.ajaib!!!jari-jariku begitu lancar melukisnya.imajinasiku mengalir.
            Tanpa terasa aku telah menyelesaikan lukisanku tapi jari-jariku belum juga mau berhenti,seperti tak puas-puasnya memindahkan sosok najma kelukisanku.

 “sudah selesai?”Tanya najma itu.
Aku mengangguk puas.
“aku harus pulang sekarang”katanya lalu ingin pergi.
“tunggu!!!”aku tarik lengannya.lengannya begitu dingin.kuberikan telapak tanganku.
“Hwan Ahn Rae imnida”
Najma itu menjabat tangaku.tangannya sangat dingin.
“Minho”
“hampir setiap hariku melihatmu melamun seorang diri ditepian pantai,boleh ku tahu sebabnya?”tanyaku hati-hati.takut najma bernama Minho itu tersinggung.
Najma itu diam.cukup lama.ku lihat kedua kelopak matanya membasah.
“ehhh tak perlu cerita juga tak apa-apa”kataku tidak enak padanya.
Minho menarik napas berat “eommaku”dia mengawali kisahnya.
“ini berkaitan dengan masa kecilku.disaat aku membutuhkan kasih sayang.dia meninggalkanku seorang diri”
“dia meninggalkan kewajiban mendampingi anaknya”ucapku tiba-tiba.Minho langsung menoleh kesamping.menatapku.aku langsung tertunduk.
“Mian”ucapku.
“kau benar,bahkan dia mencoba membunuhku”
‘DEG’ aku kaget.adakah orang tua sekejam dia.mencoba membunuh anak kandungnya sendiri.
“eommaku yang cantik dan muda membawaku untuk mati bersamanya hehehe lucu bukan” Tawa yang dipaksakan.aku tahu hatinya pasti sakit.
Aku terdiam.tak dapat berkata apapun.senyuman yang ditampakannya pun tak tulus seperti pahit.begitu dipaksakan.
“mencoba membunuh anak kandungnya sendiri ditengah laut”
Aku pun melihat laut yang ada depan kami berdua.semburan ombak masih menghiasi keheningan kami.
“ke kenapa eommamu membunuhmu?”aku lihat kesampingku.najma itu menhilang tiba-tiba.

Matahari pun mulai menengelamkan wujudnya. Senja yang menghilang ditelan cahaya malam.
‘mungkin dia sudah pulang’pikirku.

***

Beberapa hari kemudian.

            Aku membenahi pakaian,hari ini aku akan selesai liburan.sebelum pergi aku akan mempir dahulu kerumah Jinki yang berada tak jauh dari villa miliknya.menyerahkan kunci sekalian pamit.

“jadi pulang hari ini?”Tanya Lee Taemin.adik Jinki.
“Ne”jawabku singkat.
“tidak menginap dirumah Jinki hyung dulu?”tanyanya lagi.
“ani,mungkin kapan-kapan saja Taemin”
“lho?kenapa buru-buru?”Jinki keluar dari ruang dalam.dia membawa 2 gelas teh hangat.
“besok aku akan sibuk dengan kuliahku oppa,oh ya oppa kenal najma yang bernama Minho?”tanyaku sambil menyambut teh dari tangan Jinki.
“Minho?”dahi Jinki mengerut.
“Minho?Minho siapa?”Tanya Taemin.
“ah aku lupa menanyakan nama lengkapnya.tapi dia bercerita tentang eommanya yang mencoba membunuhnya dilaut”
“Hah!!!Minho itu,kau mengenalnya?”Tanya Jinki seperti tidak percaya.
“dia bahkan menyelamatkanku,waktu aku nyaris tenggelam terseret ombak! Untuk saja ada dia menolongku”
“menyelamatkan?tapi..,apa benar kau yakin dia yang menyelamatkanmu?”Tanya Jinki lagi.
“Ne oppa”aku mulai mengeluarkan lukisanku dari dalam tas.memperlihatkannya pada Jinki dan Taemin.
“lihat,aku bahkan melukisnya”
“ini..inikan..”ucap Taemin seperti tidak percaya juga.
“Taemin kau kenal?”tanyaku heran melihat ekspresi mukanya.
Taemin mengangguk.
“kami mengenalnya”kata Jinki.
“semua orang disini mengenalnya”lanjut Taemin.
“kasihan dia..”
Aku dan Taemin mengangguk bersamaan.
 “tapi..bagaimana mungkin kau bisa melukisnya?padahal,dia memutuskan untuk menyusul eommanya”
“maksud oppa?”tanyaku bingung.

“aitsss dia udah meninggal karena tidak tahan dengan kelakuan saudara tirinya yang sering menyiksa dia diam-diam.Choi Minho adalah anak haram appanya.appanya punya wanita simpanan.karena itulah eommanya memutuskan untuk bunuh diri bersama anaknya.Minho,memang saudara tiri Minho sangat tidak menyukai Minho dan eomma jadi ya begitu mereka memutuskan meninggalkan semua.”

Aku tidak dapat berkata apapun.rasanya mulutku kaku.

‘benarkah itu?’
‘jadi siapa yang menolongku waktu itu?aku yakin dia Minho.’

“Noona kenapa kau bisa melukisnya bahkan kata Noona dia tadi menolongmu”
Aku menggeleng.aku benar-benar tidak dapat mengeluarkan kata-kata.aku merasa merinding bahkan melihat lukisan yang bergambar Minho itu tak berani aku tatap.

Taemin dan Jinki melihatku heran.aku tahu mereka juga pasti binggung.

Tapi aku benar-benar yakin dia yang bernama Minho itu yang aku lukis.

*End





           


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar